Dari Sekolah Tionghoa ke Sekolah Umum: Sejarah Perubahan SMAS Setia Budi Sungailiat

Pendahuluan

SMAS Setia Budi Sungailiat adalah salah satu sekolah swasta tertua di Pulau Bangka. Awalnya, sekolah ini didirikan oleh komunitas Tionghoa sebagai lembaga pendidikan yang berfokus pada pelestarian budaya dan nilai-nilai pendidikan Tionghoa. Namun, seiring berjalannya waktu, sekolah ini mengalami perubahan besar dan akhirnya menjadi sekolah umum yang terbuka bagi semua kalangan. Perubahan ini bukan hanya soal sistem pendidikan, tetapi juga mencerminkan perkembangan sosial dan budaya di Pulau Bangka.


Awal Berdirinya SMAS Setia Budi


SMAS Setia Budi berdiri pada tahun 1975 atas inisiatif komunitas Tionghoa di Sungailiat. Pada masa itu, sekolah-sekolah berbasis komunitas masih cukup umum, terutama di daerah yang memiliki populasi etnis tertentu yang ingin mempertahankan budaya dan tradisi mereka.


Di tahun-tahun awal, sekolah ini banyak mengajarkan nilai-nilai budaya Tionghoa, termasuk bahasa Mandarin dan seni kaligrafi. Selain itu, disiplin dan etos kerja yang tinggi menjadi ciri khas pendidikan di sekolah ini. Para pendiri SMAS Setia Budi percaya bahwa pendidikan adalah kunci kesuksesan, sehingga mereka ingin membangun sekolah yang mampu mencetak generasi muda yang unggul.


Perubahan Menjadi Sekolah Umum


Pada era 1990-an, terjadi perubahan besar dalam sistem pendidikan di Indonesia. Pemerintah semakin mendorong kebijakan pendidikan yang lebih inklusif dan nasionalis. Sekolah-sekolah berbasis etnis mulai diarahkan untuk menjadi sekolah umum agar dapat menerima siswa dari berbagai latar belakang.


SMAS Setia Budi pun mengikuti perubahan ini. Sekolah mulai membuka pendaftaran untuk semua siswa tanpa memandang suku atau agama. Kurikulum juga mengalami penyesuaian, di mana mata pelajaran seperti bahasa Mandarin yang sebelumnya menjadi bagian utama, mulai dikurangi dan digantikan dengan kurikulum nasional yang lebih luas.


Selain itu, sekolah ini mulai beradaptasi dengan perkembangan zaman. Fasilitas diperbaiki, program pendidikan diperbarui, dan guru-guru dari berbagai latar belakang mulai bergabung untuk memberikan pengajaran yang lebih beragam.


Dampak Perubahan


Perubahan SMAS Setia Budi menjadi sekolah umum membawa banyak dampak positif. Sekolah ini menjadi lebih inklusif dan mampu menciptakan lingkungan belajar yang multikultural. Siswa dari berbagai latar belakang bisa belajar bersama tanpa ada sekat perbedaan.


Di sisi lain, perubahan ini juga membantu SMAS Setia Budi berkembang menjadi sekolah yang lebih modern. Dengan mengikuti kurikulum nasional, sekolah ini bisa bersaing dengan sekolah lain dalam berbagai bidang, baik akademik maupun non-akademik. Banyak alumninya yang kini berhasil di berbagai profesi, dari pengusaha, pendidik, hingga pejabat pemerintahan.


Kesimpulan


Perubahan SMAS Setia Budi dari sekolah berbasis komunitas Tionghoa menjadi sekolah umum adalah bagian dari perjalanan panjang dunia pendidikan di Bangka. Perubahan ini tidak hanya mencerminkan kebijakan nasional, tetapi juga menunjukkan bagaimana sekolah dapat berkembang mengikuti zaman tanpa melupakan akar sejarahnya.





Comments